Imbal Hasil Obligasi 10-Tahun Australia Turun di Bawah 3,30% setelah Indeks Harga Upah yang Suram
- Imbal hasil obligasi pemerintah Australia mencetak tren turun empat hari, memperbarui terendah dalam perdagangan setelah data Australia.
- Indeks Harga Upah Australia meleset dari perkiraan optimis pada YoY, mengulangi hasil QoQ yang sama di Kuartal 2.
- Kekhawatiran di pasar ekuitas Australia, pesimisme terkait Tiongkok juga membebani imbal hasil obligasi Australia.
Ketergesaan menuju obligasi pemerintah Australia meningkat setelah negara tersebut menerbitkan Indeks Harga Upah yang suram untuk kuartal kedua (Q2). Imbal hasil juga mengambil petunjuk dari kekhawatiran yang berlaku di pasar ekuitas Australia. Meskipun demikian, imbal hasil acuan 10-tahun pemerintah Australia mengambil penawaran jual yang menyentuh kembali terendah dalam perdagangan harian di dekat 3,276% selama sesi Asia hari Rabu.
Indeks Harga Upah Kuartal 2 Australia mencetak pertumbuhan 0,7% QoQ sementara meleset dari ekspektasi 0,8%. Lebih lanjut, angka YoY juga turun di bawah perkiraan pasar sebesar 2,7% menjadi 2,6%, dibandingkan 2,4% YoY sebelumnya.
Di sisi lain, kenaikan saham pertambangan seharusnya mendukung para pedagang ekuitas AUD bahkan ketika terjadi penurunan tajam pada raksasa biomedis CSL Ltd. menantang para pembeli.
Pada hari Selasa, Risalah rapat RBA menyebutkan bahwa dewan mengharapkan untuk mengambil langkah lebih lanjut dalam proses normalisasi kondisi moneter selama beberapa bulan ke depan, tetapi tidak pada jalur yang telah ditentukan sebelumnya, menurut Reuters.
Perlu dicatat bahwa kesiapan Tiongkok untuk melakukan berbagai langkah demi mengatasi masalah resesi gagal meyakinkan pasar bahwa negara naga itu dapat menghindari perlambatan ekonomi. Yang juga memicu pelarian ke tempat aman adalah sinyal dari Eropa untuk memperbarui kesepakatan nuklir dengan Iran sambil mengangkat kembali rencana penutupan tiga pembangkit listrik tenaga nuklir terakhir Jerman. Pada baris yang sama adalah berita Washington Post (WaPo) yang menyebutkan bahwa pemerintah Tingkok memerintahkan pabrik-pabrik untuk menangguhkan produksi di beberapa wilayah manufaktur utama untuk menghemat listrik, karena negara tersebut menghadapi gelombang panas terburuk dalam enam dekade.
Di sisi yang lebih luas, sentimen yang berhati-hati menjelang Penjualan Ritel AS untuk bulan Juli, yang diperkirakan 0,1% versus 1,0% sebelumnya, serta risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), juga membebani sentimen pasar dan imbal hasil obligasi pemerintah Australia.
Sementara yang menggambarkan sentimen, imbal hasil obligasi 10-tahun pemerintah AS memudarkan pemulihan hari sebelumnya sementara Kontrak Berjangka S&P 500 mundur dari level tertinggi empat bulan. Selanjutnya, indeks ekuitas acuan Australia ASX 200 mencetak penurunan tipis di sekitar 7.098 pada saat berita ini ditulis.
Selanjutnya, berita utama mengenai Tiongkok dan resesi akan menjadi penting bagi para pedagang AUD/USD menjelang laporan lapangan pekerjaan Australia hari Kamis.
Baca juga: AUD/USD Meluncur di Bawah Level Acuan 0,7000 karena Data Upah Australia yang Lebih Lemah